Friday, February 25, 2011

Milikilah Mimpi yang BESAR

Waktu saya masih kecil, saya selalu ingin menjadi penyanyi terkenal nantinya. Lalu saya membayangkan menjadi presiden. Lalu saat saya berusia 21 tahun, teman saya mengajak saya dan yang lain menulis daftar 25 hal yang ingin kami lakukan dalam hidup kami. Saya telah memimpikan masa depan sejak lama. Tapi anehnya, saat sekarang "masa depan" itu di sini, saya hampir tidak bisa mengingat sebagian besar hal-hal yang saya tulis dalam daftar itu. Hmmm... saya masih ingat sebagian: membeli dan mendekor ulang sebuah rumah tua, memulai bisnis saya sendiri, dan menulis buku. Yang terakhir ini masih melekat dalam diri saya, sesuatu yang sangat ingin saya lakukan. Saya tidak yakin bahwa saya mampu menulis sebuah buku, karena saya kurang tekun dan saya juga tidak tahu darimana idenya. Apa yang harus saya tulis sepanjang 200 halaman? Tapi saya tetap menyimpan keinginan itu.

Saya pikir ada banyak orang yang membuat daftar seperti itu, berisi hal-hal seperti: tour ke Eropa, menemukan sesuatu yang berguna bagi dunia, mendaki gunung-gunung tertinggi, membuka restoran, dan sebagainya. Apa impian Anda? Apakah Anda pernah berada di suatu kelas, gereja, berjalan kaki, atau saat teduh Anda dan mendapatkan pimpinanNya untuk mengejar sesuatu? Pernahkah Anda mendapatkan suatu kesan yang mengatakan pada Anda "untuk inilah aku diciptakan"?

Impian adalah motivator yang sangat kuat. Mereka mendorong kita mengambil resiko, melewati batasan-batasan, dan untuk terus mencoba ketika kita gagal. Kegagalan bukanlah bagian kecil dalam proses meraih impian. Tapi Anda harus mengijinkannya membentuk Anda. Seperti Yusuf, seorang pemimpi yang setia dari Perjanjian Lama, saya mempunyai banyak hal yang harus saya pelajari sebelum satupun dari mimpi-mimpi saya mulai menjadi nyata:

"Dengarkan mimpi saya," kata Yusuf kepada saudara-saudaranya dan menceritakan mimpinya yang mengatakan bahwa suatu hari nanti dia akan memimpin mereka semua. Dapat ditebak, mereka tidak senang dengan mimpinya, mereka mencoba membunuhnya. Hanya dalam kesempatan yang tiba-tiba akhirnya dia dijual sebagai budak. Yusuf akhirnya melayani di rumah Potifar. Saat Anda sudah mengetahui akhir ceritanya, sangat mudah untuk melewatkan bagian ini:

Yusuf adalah anak favorit dari Yakub yang kaya raya. Dia pasti sudah mendengar Yakub bercerita tentang Tuhan yang pernah berkata bahwa keluarga mereka akan menjadi suatu bangsa yang besar. Saya membayangkan Yakub berkata dengan bangga kepada Yusuf, "Anak kesayanganku, kamu akan menjadi bapa dari bangsa yang besar ini." Dan sekarang Yusuf dalam tawanan, jauh dari ayah yang sangat menyayanginya, dipaksa untuk bekerja di daerah asing. Dia punya hak dan banyak kesempatan untuk menjadi marah, kepahitan dan mendendam. Dia tidak tahu apakah dia akan bisa keluar dari rumah Potifar. Dia mungkin mengira dirinya tidak akan bisa betemu lagi dengan teman-teman atau keluarganya lagi. Sejauh pemikirannya, hidupnya yang lalu itu sudah berakhir, namun dia tetap setia (Kejadian 39:2-23).

Tentu saja, menjadi seorang tahanan bukanlah impian Yusuf, tapi adalah sebuah tugas dimana Yusuf belajar untuk setia. Sementara berada di penjara, Yusuf mengartikan mimpi juru minuman, mengatakan bahwa dia akan dibebaskan dan dikembalikan pangkatnya. Juru minuman itu berjanji akan mengingat Yusuf, tapi dia tidak menepati janjinya. Itu bisa saja terjadi, Anda bisa saja tetap setia dan masih mempunyai teman atau rekan kerja yang gagal melakukan bagian mereka. 2 tahun berlalu sementara Yusuf masih setia melayani di penjara. Tidak lama setelah itu, Firaun bermimpi dan tidak ada seorangpun bisa mengartikannya, dan juru minuman itu baru mengingat Yusuf. Tuhan memberikan arti mimpi itu pada Yusuf dan karena itu Firaun mengangkat dia menjadi orang kedua di kerajaannya. Ini adalah pemutarbalikan posisi yang hampir tidak bisa dipercaya untuk seseorang yang pernah berada di penjara. Tapi ini juga bukan impian Yusuf. Meskipun dia telah mempunyai jabatan tinggi, kekayaan, dan kehormatan, itu bukanlah rencana terakhir Tuhan.

Ini adalah kunci yang perlu diingat karena jabatan, kekayaan, dan kehormatan dapat menjadi gangguan besar selagi kita sedang mengikuti impian yang sudah Tuhan berikan. Ingatlah bahwa tanpa ujian karakter yang dihadapinya setiap hari, dan yang berhasil dilaluinya dengan respon yang benar, Yusuf mungkin tidak akan banyak berguna bagi Firaun, bagi bangsa Israel, maupun bagi Mesias masa mendatang.

Setialah dalam Hal-hal Kecil

Anda sedang berada di mana dalam proses mencapai impian Anda? Akan jauh lebih baik kalau saja kita bisa mengetahui bahwa saat-saat pengalaman penolakan yang menyakitkan ini, kegagalan yang memalukan itu, tugas yang membosankan dan tidak ada akhirnya, dan prestasi yang tidak diakui itu adalah bagian-bagian dari rencana besar Tuhan. Tapi kita tidak bisa. Pada saat hal-hal itu terjadi, itu sama sekali tidak terasa sebagai persiapan untuk sesuatu yang besar. Itu hanya terasa kejam. Yang bisa kita lakukan adalah menngikuti teladan Yusuf: tetap bermimpi dan tetap setia dalam hal-hal kecil.

Dalam perumpamaan tentang talenta, Yesus memuji orang yang menerima 2 talenta dan juga orang yang menerima 5 talenta. Keduanya sama-sama berusaha untuk melipatgandakan apa yang telah diberikan kepada mereka, dan tentang mereka tuan mereka berkata, "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."

Kesetiaan hari ini dalam apapun yang harus Anda kerjakan adalah bagian dari proses yang Tuhan ingin Anda jalani. Apa yang Anda lakukan dengan tanggung jawab yang kecil akan mempengaruhi berapa banyak lagi tanggung jawab yang akan Anda terima. Ini berlaku untuk segala hal yang menjadi tanggung jawab Anda sekarang. Jika Anda melakukan setiap tanggung jawab dengan setia memenuhi kebutuhan dan bekerja seolah-olah untuk Tuhan sendiri, Dia akan setia menuntun Anda kepada langkah berikutnya untuk mewujudkan impian yang telah Dia letakkan dalam diri Anda.

Ada saat-saat dimana dulu saya masih belajar bagaimana menulis secara profesional, penolakan-penolakan dari penerbit kadang membuat saya menjauh dari keyboard komputer tanpa berpikir untuk kembali. Menulis itu kerja keras. Mendengar bahwa apa yang Anda tulis tidak cukup bagus itu menyakitkan. Dalam masa-masa itu saya harus memutuskan: menyerah untuk mengejar sesuatu yang lebih mudah atau terus maju. Tapi setiap kali saya kembali ke komputer saya, menekan tombol delete, dan memulai kembali, hasilnya lebih baik dari sebelumnya. Kerja keras dan ketekunan itu layak dilakukan... Impian saya dulu untuk menulis buku? Akhirnya itu tercapai, 16 tahun kemudian... Setialah dalam hal-hal kecil dan hal-hal besar akan mengikuti!

Wednesday, February 9, 2011

12 Langkah Menghadapi Krisis

Dalam hidup ini, tidak seorangpun manusia yang tidak pernah mengalami krisis dalam hidupnya. Entahkah dia orang Percaya, Atheis, Tua, Muda, Kaya, Miskin, kulit Coklat, Hitam, Putih atau siapapun kita diatas muka bumi ini, semua pernah melewati krisis dalam hidup.
Berbagai pandangan manusia juga berbeda-beda ketika melewati atau memandang sebuah krisis. Ada yg survive tapi ada juga yang gagal. Baik itu krisis keluarga, Pekerjaan, Kesehatan, Lingkungan, Ekonomi, pendeknya semua yang ada diatas muka bumi ini selama kita hidup, kita akan dan pernah melewati yang satu ini.
Saya ingin sharing dan mencoba membagi pengalaman ketika melewati masa-masa krisis dalam hidup saya. Tidak semua mungkin setuju dengan pandangan dan langkah-langkah yang saya ambil. Tapi biarlah boleh menjadi berkat bagi kita, dan saya mengakui tidaklah mudah untuk kita mampu dan tetap kuat ketika melewati masa-masa krisis itu, saya menyadari kita masih manusia biasa yang oleh karena kasih karuniaNya sajalah kita tetap kuat.
Salah satu kekuatan itu adalah lihatlah krisis itu sebagai proses dimana kita sedang memasuki satu keadaan yang lebih baik yang telah disediakan olehNya. Ya hanya melalui kaca mata rohani yaitu iman, kita akan mampu dan mengerti bahwa saat kita masuk pada masa krisis, Tuhan sedang membawa kita kepada hal-hal yang baru.
Coba simak 12 langkah ini ketika kita melewati krisis itu:
1. Sebetulnya bahwa KRISIS itu normal saja. Ini penting menjadi bagian dalam prinsip hidup kita. Krisis itu adalah sebuah perubahan dari sebuah keadaan yang sekarang, kepada sebuah keadaan yang belum kita ketahui. Sebagaimana Krisis yg dilewati Bangsa Israel bukanlah mereka gagal ketika mereka menghadapi Firaun, tetapi mereka gagal ketika melewati sebuah perubahan dari kehidupan Tanah Mesir menuju kehidupan Tanah Perjanjian. Apa yang menjadi pola hidup mereka, bahwa mereka melihat krisis sebuah bencana yang membawa mereka kepada kematian di padang gurun. Saya percaya hal ini banyak terjadi dalam hidup kita.Tuhan tidak pernah rugi untuk memberikan tanah yg melimpah dengan susu dan madunya, tetapi masalahnya adalah kita tidak siap menerimanya ketika kita melewati sebuah perubahan dalam hidup kita, yaitu dari keadaan yang sudah kita sukai menuju keadaan yang belum kita ketahui.
2. Lihatlah gaya hidup Yesus yang selalu mengampuni. Siapa yang harus diampuni? Yang pertama adalah diri kita sendiri, kenapa? Karena pada saat masa Krisis yg kita lewati, yg sering kita lakukan adalah menyalahkan diri kita sendiri, akibatnya kita terjerat kepada perangkap Iblis yaitu tidak dapat mengasihi atau mengampuni orang lain, sebab bila diri kita sendiri saja tidak dapat kita kasihi atau ampuni bagaimanakah kita dapat mengasihi dan mengampuni orang lain? FirmanNya katakan: Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang kejam menyiksa badannya sendiri.
Tahukah saudara, Tuhan membawa kita melewati krisis untuk mengubah Life Style kita, agar serupa dengan gaya Hidup Yesus.
3. Sadarlah bahwa Allah Bapa adalah sumber Kita. Siapapun yg hidup dalam dunia ini mereka harus sadar bahwa Tuhan lah sumber berkat itu. Satu hari ketika saya sedang menyiram tanaman dengan mempergunakan sebuah selang, saya merasakan Roh Tuhan bertanya: siapakah yang pertama kali menikmati air dari kran itu? Tanaman atau Selang? Saya jawab: Tanamannya Tuhan. Dan Tuhan menjawab: engkau salah, yg pertama kali menikmatinya adalah selang itu dan barulah tanamannya. Akulah Kran itu, Akulah sumber berkat itu. Jika engkau mau menjadi selangKu, Aku akan pakai untuk menyirami begitu banyaknya tanaman yg kering. Pernahkah kita berpikir bahwa Allah tidak hanya sumber berkat itu, tetapi Dia juga menyediakan segala macam, jenis, sifat, model, bahkan berkat yg tidak pernah kita minta, seperti yang Dia katakan: Mintalah Berkat bagi Orang yang Mengutuk kamu.
Pernahkah saudara minta jenis berkat ini? Wah luar biasa !! Kalau jujur sering kita hanya minta berkat jasmani, financial, kesehatan, karunia, talenta, pekerjaan dan mungkin daftarnya tak terhitung.
Pada masa krisis sering kita salah mengerti kepada orang lain bahkan juga sebaliknya, kita disalah mengerti orang lain. Mintalah berkat bagi yang mengutuk kita, jenis berkat ini adalah berkat yang begitu mahal yang tidak dapat dinillai oleh apapun, kenapa? Sebab siapakah didunia ini yg memberikan berkat kepada seseorang pada saat orang yang menerima berkat itu mengutuki pemberi berkat?
4. Tetap Tenang dan Jangan Panik. Tidak sedikit anak2 Tuhan panik ketika Krisis itu tiba2 datang. ingatlah dengan tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu. Suara yg tenang namun tegas terdengar ketika Yesus berkata “Calm down!!” kepada angin ribut juga kepada murid-muridNya yg begitu panik dan tidak tahu harus berbuat apa, pada saat perahu mereka hampir tenggelam dilanda angin ribut. Dalam versi English (CEV) dikatakan: Then He got up and ordered the wind and waves to calm down. And everything was calm. Ya, Yesus memberi “Order” kepada Angin dan Gelombang Laut untuk Calm down, Haleluya!!
Kita perlu calm down ketika menghadapi krisis, kita perlu menyediakan waktu kita dan mulai mendengarkan suara Roh Allah yang akan berbicara “Tenanglah”. Dalam ketenangan justru kita akan lebih peka mendengar suara Allah. Bayangkan ketika kita ditengah2 keramaian akan sulit bagi kita mendengar seseorang yg sedang berbicara.
Ketika Tuhan menciptakan kita, dikatakan bahwa kita itu seperti gambarNya. Kalau kita punya telinga, Tuhanpun punya telinga. Bila telingamu untuk mendengar bukankah telinga Allah jauh lebih peka dari telinga manusia? Tuhan bilang; Dia yang menanamkan telinga, masakan tidak mendengar? Dia yang membentuk mata, masakan tidak memandang?
5. Pegang prinsip Kemahakuasaan dan Kedaulatan Allah. Semua yang bergerak dan tidak bergerak, segala sesuatu yg kita lihat maupun tidak, yang kita ketahui maupun tidak, ada dalam kontrol dan kedaulatan Tuhan.
Betapa besarNya Tuhan kita itu, renungkan bahwa Bumi itu hanya seperti setitik air didalam sebuah timba, sebagaimana Yesaya katakan: Sesungguhnya, bangsa2 adalah seperti setitik air dalam timba dan dianggap seperti sebutir debu pada neraca. Sesungguhnya, pulau2 tidak lebih dari abu halus beratnya. Tidak ada satupun yang jatuh keatas Bumi ini tanpa seijin Allah Bapa, daun-daun yang jatuh, ranting yang jatuh, dan Tuhan katakan: Bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya.
Ooaalaa dahsyatnya Engkau Tuhan….!!
6. Tuhan membedakan dan mengenal milik kepunyaanNya.
Masa krisis adalah masa dan waktunya untuk Tuhan menyatakan perbedaan bagi mereka yang menjadi milik kepunyaanNya. Ya saudara, harus ada perbedaan siapa yg menjadi milik Tuhan atau bukan. Orang-orang yang mengenal dan yang dikenal oleh Allahnya, akan mengerti saat-saat mereka melewati krisis itu dalam hidup mereka. Firman Tuhan berkata: Tetapi umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak.
Ketika kita sadar bahwa krisis adalah alat Tuhan untuk menyatakan bahwa kita umat kepunyaanNya itu adalah sama dengan kita dibedakan dengan orang-orang dunia ini. Antara orang yang sungguh-sungguh dan yang tidak.
Tuhan katakan: Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Semua orang dapat berkata kamipun beribadah, tetapi tidak semua yg beribadah itu menjadi pemenang ketika melewati krisis dalam hidupnya. Semua juga dapat berkata, kami adalah orang benar tetapi melalui krisis kita akan tahu apakah kita tetap bersandar pada Kebenaran atau tidak.
Krisis yg dilewati Sadrakh, Mesakh dan Abednego bukan saja krisis antara tetap beribadah kepada Tuhan atau kepada allah lain. Tetapi mereka melewati satu keadaan antara mempertahankan atau menyerahkan keteguhan Iman mereka, krisis itu mencapai puncaknya ketika suara itu keluar dari kedalaman hatinya yg berkata: Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja. tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”
Krisis adalah kesempatan bagi Allah untuk menyatakan siapa saya, siapa saudara dihadapan Tuhan dan Dunia.
7. Jaga pikiranmu untuk tidak membatasi Allah. karena pikiran kita sering membatasi Allah. Sebab itu arahkanlah pikiran kita kepada perkara2 Tuhan, perkara2 diatas, perkara2 tentang perbuatan2 yg telah dilakukanNya dalam hidupmu.
Untuk kita bisa membedakan kehendakNya pada saat krisis adalah dengan memperbaharui pola pikir kita, Paulus ingatkan itu: Don’t be like the people of this world, but let God change the way you THINK. Then you will know how to do everything that is good and pleasing to Him.
Bagaimana kita memperbaharui pikiran kita, Yesus katakan: Bukanlah kehendakKu, tetapi biarlah kehendakMu yang jadi. Di English ver (GW) dikatakan: However, You will must be done, not mine. Ijinkan Tuhan memperbaharui pikiran kita dengan mengijinkan dia menyelesaikan, memenuhi setiap ruangan dalam pikiran kita yg pada dasarnya adalah Let Him finished and must be done.
Sehingga tidak ada lagi ruangan kosong dalam pikiran kita, karena semuanya telah dipenuhkan olehNya.
8. Is only Temporary. Ingatlah prinsip ini, untuk segala sesuatu yang ada dibawah kolong langit ini ada waktunya. Demikian dengan Krisis, itu hanya sementara, itu tidak selama2nya. Bila itu selama2nya sia2lah apa yang dikatakan Raja Salomo; Untuk segala SESUATU ada masanya, untuk apapun dibawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk menanam, ada waktu mencabut yang ditanam, ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa. Berarti ini adalah hukum yang ada dibawah kolong langit ini, bahwa segala sesuatu yang sedang kita lewati hanyalah temporary. Ada waktunya kita akan menuai, karena kita pernah menabur. Masa krisis adalah masa dimana kita sedang menunggu tuaian itu. Kita harus bersabar, seperti seorang petani yang menunggu apa yang dia telah tabur. Ada 2 musim hujan yang akan kita lewati ketika sedang menunggu tuaian; yaitu Hujan musim gugur dan hujan musim semi. Hujan musim gugur adalah waktu dimana kita menanggalkan semuanya, will kita, mind kita, ego kita, yang artinya semua yg menjadi kekuatan atau kemampuan kita seperti sifat musim (session) hujan yg membuat gugur semua daun2, demikianlah seluruh kekuatan daging kita dirontokan, agar kekuatan roh Allah saja yg nyata. Dan hujan musim semi sebelum Penuaian adalah saat tunas2 yg baru mulai tumbuh, saat sebelum buah muncul maka tunas2 baru yg keluar. Manusia Allah tidak akan nyata didalam kehidupan kita sebelum segala sesuatu dirontokkan. Tunas2 pekerjaan Manusia Allah itu pasti nyata sebelum Buah2 Roh itu siap Dituai. Masa Krisis yg kita lewati sangat menentukan, apakah kita akan menuai buah buah kemenangan atau tidak, itu sama dengan 2 musim hujan yang kita lewati. Tidak heran bila Rasul Paulus mengatakan, agar kita mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar sebab Masa krisis adalah juga karya keselamatan, dimana hidup kita yg temporary menerima yang Kekal itu dalam karya keselamatanNya.
9. Rendahkan diri kita utk menaati Allah, ingat kekuatan, kemampuan diri sendiri adalah buah2 dari kesombongan, percayalah bhw Alllah akan membela dan membenarkanmu.
Raja Daud katakan: Sebab Engkau membela perkaraku dan hakku, sebagai hakim yang adil Engkau duduk diatas takhta
10. Jangan tawar hati, ini saya umpamakan seperti orang yang lidahnya tawar, sulit membedakan yang manis dan yg asam. Saya ingat waktu pernah terbaring di rumah sakit. Ketika Nurse menawarkan makan, dan saya mulai memakan makanan itu. Saya tidak merasakan apa2, karena lidah dan mulut saya tawar atau hambar. Ini disebabkan karena tubuh saya yg sedang sakit atau tdk stamina. Demikian dengan Hati kita jangan sampai tawar ketika melewati krisis, sebab itu hanya perubahan saja. Mungkin dari yang tadinya manis dan sekarang menjadi pahit. Sebetulnya kita bersyukur bila kita masih merasakan yg pahit, itu adalah tanda bahwa hati kita tidak tawar. Yesus katakan sesuatu yg tawar akan dibuang karena tidak berguna: kamu adalah garam dunia, jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan ? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
Banyak anak2 Tuhan telah menjadi tawar hatinya, dan ketawaran hati membuahkan kekecewaan, dan ketika kita kecewa, kekecewaan itu akan membuahkan kecewa kepada diri sendiri, kepada orang lain dan terakhir kepada Tuhan. Ingatlah jagalah hatimu sebab dari sanalah memancar kehidupan
11. Berkomunikasilah dengan orang yg saudara anggap dapat dipercaya. Ingat yang dapat dipercaya artinya tidak hanya bisa menyimpan rahasia, tetapi yang tidak bocor mulut. Murid2 Tuhan juga seringkali tidak dapat dipercaya Yesus, berulangkali Alkitab katakan Yesus mengingatkan murid2Nya agar menyimpan perkara itu, tapi toh akhirnya mereka tidak bisa menyimpannya. Dapat dipercaya artinya: Jerih Payah Seseorang Dalam Menjaga Kepercayaan Itu.
Firman Tuhan katakan: Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yg baik dalam jerih payah mereka.
12. Bertindaklah berdasarkan prinsip Iman yaitu Pengharapan kepada Tuhan, melalui janji2Nya firmanNya. Peganglah perkataanNya, JanjiNya, seperti Pemazmur katakan: Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai Semua orang yang berharap kepada Tuhan.
Amin
In His Name,
OH

Memilih Pasangan Hidup

Sejalan dengan kedudukan pernikahan yang sentral, maka pemilihan pasangan hidup menjadi sangat menentukan dalam proses kehidupan manusia, karena bertumbuhkembangnya suatu keluarga mulai ditentukan oleh pemilihan pasangan hidup.

1.     Proses Pemilihan
Proses pemilihan pasangan hidup berarti penelusuran langkah-langkah kegiatan yang ditempuh manusia untuk menemukan dan menentukan pilihan atas seseorang yang sepadan sebagai pasangan hidup. Proses menentukan pasangan hidup bisa dipengaruhi oleh berbagai variabel penentu, antara lain orang tua yang merasa berhak penuh untuk memilihkan pasangan hidup bagi anaknya. Pada hakikatnya rasa berhak ini tumbuh dari dorongan untuk mempertahankan kekayaan dan status sosial dengan meremehkan kasih yang menjadi dasar bagi ikatan pernikahan. Kecenderungan orang tua untuk menentukan pasangan hidup bagi anaknya berbanding lurus dengan kekayaan dan status sosial.
Dalam keadaan wajar di mana pilihan pasangan hidup ditentukan secara personal, ada beberapa proses alamiah yang biasanya dialami, yaitu:
A.      Penginderaan
Penginderaan adalah salah satu proses pengamatan manusia terhadap lingkungan sekitar dengan menggunakan alat-alat indera, untuk mendapatkan perserpsi tentang lingkungan itu. Salah satu unsur kejiwaan yang turut menentukan persepsi adalah berbagai naluri dan dorongan yang berpusat di bawah ambang kesadaran mausia. Salah satu naluri adalah dorongan untuk melanjutkan keturunan.
Naluri itulah yang menggerakkan manusia untuk mencari pasangan hidup. Inilah tingkat awal dari proses pemilihan pasangan hidup secara bebas. Namun dorongan yang berasal dari bawah ambang kesadaran tidak berkemampuan memilih yang baik. Kesadaranlah yang memberikan arah kepada dorongan itu karena kesadaran dapat membedakan yang baik dan yang buruk.
B.      Ketertarikan
Ketertarikan berhubungan dengan penampilan dan dapat dipilah menjadi: ketertarikan naluriah, terjadi akibat pertumbuhan alamiah dan bersifat jasmaniah karena lebih terfokus pada penampilan fisik yang sehat dari lawan jenis. Ketertarikan naluriah adalah sesuatu yang wajar mengingat pemilihan pasangan akan bermuara pada pelanjutan keturunan yang sehat dan berkualitas untuk mempertahankan dan memperkuat eksistensi manusia di bumi.
Jenis ketertarikan yang lain adalah ketertarikan rasional, yaitu yang berhubungan dengan daya tarik berdasarkan pertimbangan-pertimbangan logis. Pertimbangan-pertimbangan ini berpusat pada kualitas pribadi, lebih bersifat psikologis dan dapat dipelajari melalui sikap dan tingkah laku serta karakter lawan jenis.
C.      Pendekatan
Hasil penginderaan dan pilihan berdasarkan ketertarikan hanya berarti jika disusul dengan langkah-langkah pendekatan, yang meliputi tahap-tahap: perkenalan sebagai langkah pertama dalam proses dialog dengan orang yang berkemungkinan menjadi calon pasangan hidup. Tahap berikutnya adalah pertemanan/persahabatan yang dinyatakan dalam bentuk kebersamaan dalam melakukan kegiatan-kegiatan tertentu, bahkan saling menceritakan hal-hal yang bersifat pribadi dan saling memperhatikan.
Tahap yang paling mendekati pernikahan adalah pertunangan, yaitu tahap di mana telah adanya kesepakatan bersama antara dua orang untuk memasuki pernikahan yang kemudian disetujui oleh keluarga atau orang tua. Pada tahap ini terjadi pendewasaan yang meliputi upaya untuk mengembangkan rasa tanggung jawab baik perorangan maupun bersama-sama
2.     Prinsip Kesepadanan
Menikah adalah hak asasi seorang manusia. Jikalau seorang yakin akan panggilannya atau karena sesuatu hal tidak ingin atau tidak bisa menikah itu adalah pilihan yang tidak salah. Sebelum menikah, seseorang harus memastikan apakah pasangannya sudah memenuhi syarat dan mampu untuk menjadi suami/istri dan orang tua yang baik bagi anak-anak yang kelak lahir dalam keluarga.
A.      Seiman Kepada Yesus Kristus
Dalam buku yang berjudul “Tujuh Pilar Pernikahan”, Jaliaman Sinaga mengungkapkan, “Pernikahan yang bahagia didasari oleh falsafah hidup yang sama. Falsafah hidup yang sama didasari oleh iman yang sama.” Pendapat ini selaras dengan 2 Korintus 6:14, “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya… bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?”
Menikah dengan pasangan yang tidak seiman merupakan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip dasar pernikahan yang ditetapkan Tuhan, antara lain prinsip kesepadanan. Antara orang beriman dan orang yang tidak percaya tidak mempunyai kesamaan rohani. Tidak mungkin dua orang yang mencintai dua hal yang bertentangan dapat tetap merupakan kesatuan yang erat, satu daging.
Memilih pasangan yang bukan orang percaya untuk membangun pernikahan memiliki konsekwensi negatif  bagi orang beriman, yaitu dapat membahayakan imannya sendiri dan penerusan imannya kepada anak-anaknya (Mal. 2:15).
B.      Kedewasaan Berpikir (Intelektualitas)
Komunikasi merupakan salah satu kunci penting dalam pernikahan. Komunikasi yang baik akan terjalin bila pihak-pihak yang berkomunikasi memiliki pola pikir dan tingkat pemahaman serta wawasan yang setara. Kesenjangan pola pikir dan wawasan yang terlalu besar dapat menimbulkan kemacetan dalam berkomunikasi dan berpeluang menimbulkan pertentangan karena kesalahpahaman.
Untuk mengindari terjadinya kesalahpahaman yang bisa berakibat pada ketidakharmonisan keluarga, bahkan membuka peluang untuk terjadinya perceraian maka pasangan yang akan menikah harus memperhatikan dan mempertimbangkan tingkat perbedaan jenjang pendidikan dan kemampuan berpikir dari pasangannya.
C.      Latar Belakang Budaya
Tradisi budaya seseorang tidak boleh bertolak belakang dengan tradisi budaya pasangannya karena akan menghambat pembentukan keluarga yang harmonis secara optimal dan berpotensi menciptakan konflik keluarga. Misalkan seorang suami berlatar belakang budaya patrelineal, yaitu sistem kekeluargaan di mana garis keturunan dan kekuasaan keluarga di pegang oleh laki-laki sedangkan istri berlatar belakang budaya matrelineal, yaitu sistem kekeluargaan di mana garis keturunan dan kekuasaan keluarga ada di tangan perempuan. Jika tidak ada kesepakatan bersama maka penentuan status kepala keluarga akan pasti menimbulkan masalah.
D.      Ekonomi/Status Sosial  
Sekalipun Alkitab mengajarkan untuk tidak membedakan orang berdasarkan status sosial tetapi tidak jarang dalam aplikasi khususnya sehubungan dengan pernikahan, hal ini tidak dapat diabaikan begitu saja. Pihak yang berasal dari status sosial yan dianggap lebih rendah atau golongan ekonomi yang lebih lemah selalu menjadi pihak yang tertekan. Pasangan suami istri bisa mengabaikan kesenjangan status dengan penerimaan diri satu dengan yang lainnya, tetapi seringkali tekanan-tekanan datang dari anggota keluarga yang lain         
E.      Perbedaan Usia
Perbedaan usia antara suami dan istri harus dipertimbangankan. Secara natur, usia yang lebih tua memiliki potensi untuk lebih dulu mengalami berbagai gejala kemunduran kesehatan dibanding yang masih muda. Perbedaan usia yan terlalu jauh tidak akan terlalu berpengaruh pada usia pernikahan muda (di bawah lima tahun). Tetapi pada usia pernikahan madya (enam sampai duapuluh tahun) permasalahan akan mulai muncul dan berpuncak ketika memasuki usia pernikahan lanjut (duapuluh satu tahun ke atas), yaitu munculnya banyak masalah yang kompleks.
Alkitab secara eksplisit tidak menentukan siapa yang harus lebih tua usianya antara suami dan istri, tetapi bagaimana pun juga Adam diciptakan Tuhan lebih dulu dari Hawa. Sebagai kepala dan pemegang otoritas tertinggi dalam keluarga, sebaiknya suami berusia lebih tua dari istri. Tetapi di sisi lain, istri bisa berusia lebih tua dari suami dengan syarat bahwa otoritas suami sebagai kepala keluarga harus tetap dihargai dengan penundukan diri istri.

Cara Kerja Tuhan Yang Tak Terpikirkan

Sekitar dua tahun yang lalu, saya dihubungi oleh seorang anggota rayon di mana saya menjadi pembina rohaninya. Ia meminta saya untuk mendoakan tetangganya yang beragama Budha yang sedang terbaring di ICU di sebuah Rumah Sakit karena heart attack. Ketika saya datang, istri dan anak dari si sakit memohon supaya orang yang mereka cintai bisa disembuhkan. Bahkan mereka berjanji kalau bapak itu disembuhkan maka mereka sekeluarga akan mengikut Yesus. Janji itu membuat saya bersemangat berdoa memohon supaya Tuhan sembuhkan si bapak.
Sebelum berdoa, saya mengambil waktu sebentar untuk menceritakan tentang Yesus yang menyelamatkan orang berdosa dan menyembuhkan orang sakit. Saya tekankan bahwa yang terutama adalah keselamatan jiwa dulu, barulah kemudian kesembuhan tubuh. Dan puji Tuhan, dengan penyampaian yang sederhana dalam waktu yang relative singkat, bapak itu menerima Yesus sebagai Juruselamat. Kemudian kami pun berdoa bersama-sama.
Hari berikutnya saya datangi mereka, coba sirami iman si bapak yang baru tumbuh dan berdoa bersama keluarganya lagi. Tapi, ketika datang untuk yang ketiga kalinya saya sangat terkejut karena Roh Tuhan memberitahu saya bahwa bapak yang sakit akan meninggal hari itu. Terus terang, saya bergumul dengan diri sendiri karena keluarga tetap meminta supaya saya mendoakan supaya bapak itu sembuh. Saya berpikir, jika saya berdoa untuk menyerahkan jiwa si bapak kepada Tuhan (lazim disebut ‘doa penyerahan’ – dilakukan untuk orang yang akan meninggal) maka keluarga pasti akan tersinggung. Sedangkan kalau saya berdoa supaya bapak itu sembuh, maka bisa jadi saya tidak akan sempat menyerahkan jiwanya ke dalam tangan Tuhan, dan keluarganya mungkin akan meragukan kekuasaan Yesus sebagai Tuhan.
Akhir dari pergulatan batin itu membuat saya memutuskan untuk bertindak sesuai dengan suara Tuhan. Tuhan pun memberikan saya hikmat untuk menjelaskan kepada keluarga itu bahwa manusia hanya bisa berusaha tapi Tuhan tahu yang terbaik dan kehendak Tuhan sajalah yang akhirnya akan berlaku. Puji Tuhan! Keluarga menerima penjelasan saya, dan dengan bahasa yang ‘halus’ saya pun berdoa untuk menyerahkan jiwa bapak itu kepada Tuhan.
Eh.. belum sampai lima menit kami keluar dari ruang ICU, dokter datang menyampaikan bahwa si bapak sudah meninggal… Saya langsung lemas! Gak mungkin lagi keluarga itu akan percaya kepada Tuhan Yesus! Tapi di sisi lain saya dihiburkan, setidaknya bapak itu sudah percaya kepada Tuhan dan saya pun tidak menentang suara Tuhan dalam hati saya. Soal keluarga itu mau percaya Yesus adalah Tuhan atau tidak, sepenuhnya saya serahkan kepada Tuhan. Walaupun begitu, untuk beberapa hari lamanya saya seperti ‘menyesalkan’ keputusan Tuhan yang tidak menyembuhkan bapak itu yang otomatis menutup peluang anggota keluarganya bertobat.
Hampir sebulan kemudian, saya dikejutkan dengan kedatangan keluarga tersebut ke kebaktian rayon. Tetapi saya kemudian coba untuk menahan diri dengan menganggap bahwa mungkin mereka datang hanya sebagai bentuk ungkapan terima kasih atas apa yang saya telah lakukan bagi suami/bapak mereka. Ternyata dugaan saya salah, karena sampai hari ini keluarga itu tetap setia beribadah bahkan bertumbuh dalam iman mereka kepada Yesus.
Beberapa bulan yang lalu, kembali saya dihadapkan pada kasus yang hampir sama. Seorang bapak beragama Budha yang mengalami gagal ginjal dan sudah sering keluar-masuk Rumah Sakit meminta untuk didoakan supaya sembuh, dengan janji bahwa ia dan keluarganya akan mengikut Yesus jika disembuhkan. Sebelum berdoa, lagi-lagi saya beritakan Yesus kepadanya. Dan lagi-lagi puji Tuhan, bapak itu menerima Yesus sebagai Juruselamatnya. Walaupun begitu, toh akhirnya bapak itu harus kembali masuk Rumah Sakit!
Ketika saya mengunjunginya di rumah sakit, lagi-lagi Tuhan berbicara dalam hati saya, “orang ini akan meninggal”. Saya ingat pengalaman hampir dua tahun lalu dan saya kemudian coba menawar Tuhan, “masak sih Tuhan, harus jadi lagi seperti dulu?” Tapi suara Tuhan seperti terus terngiang-ngiang dan saya memutuskan untuk taat. Tanpa banyak bicara saya berdoa dan menyerahkan bapak itu kepada Tuhan. Setelah berbincang-bincang dengan istrinya dengan tujuan untuk membantunya supaya siap mengahadapi kemungkinan terburuk sekalipun, saya pun akhirnya pulang. Dan… selang beberapa jam kemudian saya dikabari bahwa bapak itu telah meninggal!
Kali ini saya tidak lagi mempertanyakan keputusan Tuhan. Saya serahkan semua hasilnya kepada Tuhan. Toh saya sudah lakukan apa yang dapat saya lakukan, hasilnya terserah Tuhan. Toh setiap jiwa Tuhan yang punya. Dan sekali lagi Tuhan buktikan bahwa keputusanNya tak pernah salah. Sudah hampir tiga bulan, istrinya setia datang beribadah di rayon yang saya pimpin dan mulai bertumbuh dalam imannya kepada Tuhan.
Kadang-kadang cara Tuhan bertindak sepertinya “gak nyambung” dengan jalan pikiran kita, sehingga banyak kali juga kita mengira bahwa tindakan Tuhan itu salah. Tetapi Dia selalu membuktikan bahwa tidak selamanya Dia bekerja menurut perkiraan kita. Dia Allah yang kreatif, punya banyak cara yang tak terpikirkan oleh kita untuk dapat membawa jiwa-jiwa datang kepadaNya. Yang terpenting bagi kita adalah kerjakan bagian kita sesuai dengan kehendakNya, dan serahkanlah hasilnya kepadaNya. Di situlah kita akan terpesona oleh cara kerjaNya yang luar biasa ajaib.

Enaknya Hidup Pas Pasan

. . .  cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu.
( Ibrani  13:5 )
Sering kita mendengar keluhan orang yang hidupnya pas2an. Biasanya  mereka mengisahkannya dengan penuh perasaan dan dengan menitikan air mata, dan tanpa sadar ada juga yang mengemasnya berupa kesaksian (jadinya kesaksian atau keluhan?).
Sebenarnya hidup dalam kondisi pas2an itu asik lho, ini kisahnya : setahun lalu seorang kerabat menanyakan tentang sebuah HP yg baru di launching oleh Google. Setelah coba dipelajari kemudian saya berikan rekomendasi bahwa HP tsb sangat tepat dijadikan pilihan, karena fitur2nya sangat kaya. Kerabat ini hanya mengucapkan terimakasih untuk saran yang telah saya berikan.
Ternyata kerabat ini berusaha mendapatkan HP tsb melalui berbagai cara, dengan mencarinya di negara tetangga dan googling tetapi tidak berhasil, karena untuk negara kita Google tidak bersedia kirim (mungkin karena maraknya praktek pembobolan kartu credit). Kemudian dia teringat memiliki seorang kakak di Hongkong, yang ternyata bersedia mencari dan mengirimkannya melalui jasa delivery. Yang aneh adalah ketika dia memesannya dua buah, dan satu dikirimkan untuk saya yang memang saat itu memegang HP jadul dan cuma ngimpi buat beli HP seperti itu. Jadi pas Tuhan lihat perlu, pas juga Dia beri.
Suatu kali camera digital lama kami yang layarnya kecil itu rusak, betapa sedihnya hati sang istri karena hobinya memang memotret sana, memotret sini. Katanya dalam hati ingin menyisihkan sedikit demi sedikit uang untuk mengganti camera tua tersebut . . .
Perayaan Jumat Agung tahun lalu, kami mendapat tugas pelayanan ke dua kota kecil  di pantura sana, oleh sebab itu sebelum berangkat kami menyempatkan diri untuk mengikuti kebaktian yang diadakan pada Kamis sore. Pada saat menuju tempat kebaktian kami menyusuri jalan dekat stasiun, dan tanpa dinyana terlihat  pemandangan yang cukup indah dan menarik : ada cahaya matahari yang terhalang awan sehingga membentuk seperti sorotan kebawah. Dengan camera HP yang ada kemudian dicoba diambil beberapa gambar, tanpa ada maksud apa2, cuma dengan kesan : wah bagus ya, unik  . . .
Beberapa hari kemudian tanpa sengaja ketika membuka fb, disana ada tawaran mengikuti lomba fotografi dari sebuah studio foto, dilihat dari tenggat waktunya tinggal dua hari lagi, kayanya sudah tidak mungkin berhasil. Coba2 dia posting hasil jepretannya dengan HP saat akan menghadiri kebaktian tersebut. Tanpa diharapkan sebelumnya ternyata foto itu menjadi foto terbaik pilihan juri walaupun tidak mengumpulkan banyak like, dan hadiahnya? Sebuah camera digital 12 mp. Tuhan memberi pas sesuai dengan kebutuhan, dengan cara-Nya.
Hampir setahun sudah camera itu merekam banyak foto2 yang kadang dijadikan gambar latar power point bahan renungan dalam pelayanan kami. Ada kerinduan di hati istri untuk lebih mengembangkan hobinya, sebab itu kali ini dia memimpikan sebuah camera digital SRL, dan mulai menyisihkan sedikit uangnya, entah kapan bisa terkumpul . . .
Suatu ketika dia melihat lagi sebuah lomba foto di fb dari Sony dengan tema “Me & my passion”. Dia lalu terinspirasi untuk memotret hoby anak kami untuk melukis. Disuruhnya seolah anak kami seolah sedang melukis ulang lukisannya, kemudian di ambil gambarnya beberapa kali. Setelah di upload ke fb respon sangat kecil karena kami tidak memobilisasi teman2 untuk memberikan like nya.
Hari Rabu malam 21 Januari 2011, ketika saya menelusuri postingan di twitter perhatian saya tertuju pada postingan Sony tentang pengumuman pemenang lomba foto. Ketika ditelusuri ternyata pemenang utamanya adalah anak saya dengan hadiah sebuah camera digital SRL (ucapan terimakasih bisa dilihat di akun fb Sony). Fotonya sederhana dan gak istimewa kalau dibandingkan dengan foto2 lain, aneh ya? ( bisa dlilihat di akun fb Sony : http://www.facebook.com/#!/SonyIndonesia).
Wuih memang luar biasa kalau kita mau menyerahkan segala keinginan dan permohonan kita hanya kepada Tuhan Yesus, Dia tahu semua masalah dan kebutuhan, bahkan kerinduan kita,  sebelum kita sempat mengatakan bahkan sebelum sempat memikirkannya, Dia yang akan mengatur untuk mengadakan semuanya. Benar kan enaknya hidup pas2an? Pas perlu apa, pas Tuhan adakan dengan cara-Nya, memang enak hidup pas-pasan di dalam tangan Tuhan. (Pdt. Paul Herwanto)

Tangan Hampa

Seseorang dinyatakan oleh dokter ahli bahwa usianya tidak akan lama lagi. Penyakit yang dideritanya telah menggerogoti hidupnya. Mendengar vonis yang menyedihkan itu, dia meminta Pendeta untuk datang dan mendoakannya. Ketika Pendeta mengetahui kondisinya yang demikian parah dia pun berkeinginan untuk menanyakan sesuatu kepadanya.
"Jika Tuhan menghendaki engkau menghadap kepada-Nya, apakah engkau rela dalam menghadapi kenyataan ini? Apakah engkau meyakini kepastian keselamatan berada dipihakmu?"
"Ya, saya meyakini semuanya itu."
Ketika mengucapkan kalimat yang terakhir ini, dia langsung menangis. Pendeta yang ada di tempat itupun menjadi bingung. Sebab sebelumnya dia meyakini kepastian keselamatan menjadi miliknya, tetapi mengapa tiba-tiba menangis. Tanda tanya besarpun memenuhi hati Pendeta ini. Oleh sebab itu, dia memberanikan diri dan menanyakan sesuatu kepadanya.
"Tadi engkau berkata bahwa, keselamatan telah menjadi milikmu. Surga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupanmu, sekarang mengapa harus menangis?"
Akhirnya dia menjelaskan penyebab utama mengapa dia menangis. Dengan tersedu-sedu dia mengaku bahwa waktunya telah habis, telah banyak anugerah Tuhan yang diterimanya. Namun, tidak ada sesuatupun yang dipersembahkannya kepada Tuhan - ketika menghadap Tuhan.
Terlarut dalam kesedihan itu, akhirnya Pendeta pun memintanya untuk menuangkan dalam tulisan, perasaan yang dialaminya saat itu. Dengan linangan air mata, dia menuliskan kalimat-kalimat berikut ini :
Dapatkah aku menghadap Tuhan dengan tangan hampa? Jiwaku sudah diselamatkan, tetapi aku belum mengerjakan apa-apa bagi Tuhan Bagaimana aku berjumpa dengan dia?
Selesai menuliskan kalimat-kalimat di atas, akhirnya orang ini meninggal. Kemudian Pendeta tersebut mencarikan komponis Kristen yang mencintai Tuhan. Pendeta tersebut meminta kepadanya agar kalimat di atas dijadikan lagu. Lalu, di tangan komponis ini kalimat lagu tersebut digubah dan akhirnya menjadi lagu abadi yang dinyanyikan oleh gereja Tuhan hingga sekarang ini.
Waktu yang kita miliki sangat singkat. Setiap detik yang kita lewati tidak akan terulang lagi. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Mungkin besok atau hari ini engkau dipanggil kepangkuan-Nya. Apakah engkau sudah siap ketika menghadap Tuhan dengan hidup yang berbuah bagi Injil-Nya? Ataukah sebaliknya engkau menghadap Tuhan dengan tangan hampa. Tidak ada yang engkau kerjakan bagi-Nya?
Jawablah dengan jujur. Kalau belum, mulailah pikirkan dan kerjakan sekarang juga. Begitu banyak anugerah Allah yang engkau nikmati. Tidakkah engkau rindu anugerah yang sama dinikmati juga oleh orang lain?
Te Deum laudamus, te Dominum confitemur
Kami memujiMu Allah, kami memuliakanMu Tuhan

Monday, February 7, 2011

BERKAT DALAM SALING MENDOAKAN

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.

Ada sebuah keluarga yang sedang bergumul menjual rumah mereka. Namun sekian waktu lamanya rumah itu belum terjual juga. Suatu hari tiba-tiba ada seorang ibu yang mendatangi si pemiliki rumah. Namun bukannya ibu ini mau membeli rumah itu, namun sang ibu justru juga mau menjual rumahnya. Si pemilik rumah heran, rumahnya belum laku namun kini ia harus berdoa supaya rumah orang lain terjual. Pikirnya : “Hei bagaimana dengan rumah saya ?!” Namun kemudian ia mendoakan supaya rumah ibu itu terjual. Tak berapa lama ada seseorang yang datang dan membeli rumah bapak ini.

Tuhan bekerja dengan sebuah sistem tertentu. Alkitab mengajar kita, bahwa untuk menuai kita harus terlebih dahulu menabur. Kita punya banyak permohonan doa untuk setiap kebutuhan hidup kita, namun Tuhan ingin kita menabur terlebih dahulu dengan berdoa bagi kebutuhan-kebutuhan orang lain di sekitar kita. Bisa saja tetangga kita yang sakit, adik kita yang akan menghadapi ujin skripsi, usaha anak sel kita,dll. Ingat bahwa apa yang kita tabur, akan kita tuai ! Ketika kita berdoa bagi orang lain, maka Tuhan dan juga orang lain akan berdoa untuk anda.

“Hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan…”. Bukan hanya saling mendoakan tapi juga saling mengampuni. Ketika kita mengampuni, maka kita diampuni. Sebaliknya jika kita belum mengampuni, maka kita sedang menutup pintu hati kita untuk menerima pengampunan Tuhan. Tuhan tidak bisa memberikan pengampunan-Nya bagi kita.

Alkitab menuliskan bahwa doa orang benar yang dengan yakin didoakan sangat besar kuasanya. Ketika kita saling mengampuni dan mendoakan serta tidak hanya fokus untuk kebutuhan sendiri, maka kuasa Tuhan dinyatakan. Kita akan “sembuh.” Tuhan akan memulihkan hidup saudara. Mujizat-Nya terjadi saat kita saling mendoakan. Hari ini mari kita ubah fokus doa kita. Bukan lagi kita yang utama, tetapi orang lain dahulu baru kita. Saat kita mengutamakan orang lain, maka Tuhan akan mengutamakan kita. Ada kuasa yang besar dalam saling mendoakan. Tuhan memberkati !

Beberapa Hal Yang Dapat Mendorongmu Untuk Tetap Bertahan!

Beberapa Hal Yang Dapat Mendorongmu Untuk Tetap Bertahan!
Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia...
Tuhan tahu betapa keras engkau sudah berusaha.
Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih...
Tuhan sudah menghitung airmatamu.
Jika kau pikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa
berlalu begitu saja...
Tuhan sedang menunggu bersama denganmu.
Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk untuk
menelepon.
Tuhan selalu berada disampingmu.
Ketika kau pikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu
hendak berbuat apa lagi...
Tuhan punya jawabannya.
Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan...
Tuhan dapat menenangkanmu.
Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan...
Tuhan sedang berbisik kepadamu.
Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap syukur..
Tuhan telah memberkatimu.
Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban...
Tuhan telah tersenyum padamu.
Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi...
Tuhan sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu.
Ingat bahwa dimanapun kau atau kemanapun kau menghadap...
TUHAN TAHU